Teknologi Web yang Diprediksi Akan Booming pada Tahun 2025

Mulida Asti
1 May, 2025
studentport-Teknologi Web yang Diprediksi Akan Booming pada Tahun 2025
Photo on Freefik

Industri teknologi terus berkembang dengan pesat, dan sebagai pengembang web, penting untuk selalu mengikuti tren terbaru agar tetap relevan dan kompetitif.

Pada tahun 2025, beberapa teknologi diperkirakan akan mendominasi dunia pengembangan web. Berikut adalah beberapa teknologi yang perlu diperhatikan:

1. Pengembangan Berbasis Kecerdasan Buatan (AI)

Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bagian integral dalam pengembangan web. Perusahaan besar seperti Microsoft dan Google telah mengintegrasikan AI dalam proses pengembangan mereka.

Misalnya, CEO Microsoft, Satya Nadella, menyebutkan bahwa hingga 30% kode perusahaan mereka kini ditulis oleh AI, dan angka ini terus meningkat. Google juga melaporkan bahwa lebih dari 25% kode baru mereka dihasilkan oleh AI.

Hal ini menunjukkan bahwa AI dapat meningkatkan efisiensi dalam menulis kode dan mengurangi kesalahan manusia. Sebagai pengembang, kemampuan untuk bekerja sama dengan AI dan memanfaatkan alat berbasis AI akan menjadi keterampilan yang sangat berharga.

Alat seperti GitHub Copilot dan OpenAI Codex membantu pengembang dalam menulis kode dengan memberikan saran dan menyelesaikan fungsi berdasarkan konteks kode yang ada. Namun, penting untuk tetap memahami dasar-dasar pengkodean dan tidak sepenuhnya bergantung pada AI.

2. WebAssembly (Wasm) Menjadi Arus Utama

WebAssembly adalah teknologi yang memungkinkan aplikasi dengan performa tinggi berjalan di browser dengan kecepatan mendekati aplikasi native. Pada tahun 2025, WebAssembly diperkirakan akan mencapai adopsi mainstream.

Framework seperti Blazor dari Microsoft yang memanfaatkan WebAssembly akan semakin populer, memungkinkan pengembang untuk menulis aplikasi web dengan C# dan .NET. Kemampuan untuk bekerja dengan WebAssembly akan menjadi nilai tambah yang signifikan bagi pengembang web di tahun 2025.

3. Arsitektur Serverless dan Edge Computing

Arsitektur serverless memungkinkan pengembang untuk membangun dan menjalankan aplikasi tanpa harus mengelola server. Dengan integrasi edge computing, aplikasi dapat berjalan lebih dekat dengan pengguna, mengurangi latensi, dan meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.

Platform seperti AWS Lambda, Azure Functions, dan Google Cloud Functions memungkinkan pengembang untuk menjalankan kode tanpa mengelola infrastruktur server.

Selain itu, serverless microservices memungkinkan pengembang untuk membangun, mengembangkan, dan menskalakan layanan individu secara independen, yang mengarah pada siklus pengembangan yang lebih cepat dan peningkatan kelincahan.

Misalnya, aplikasi ritel dengan layanan terpisah untuk manajemen inventaris, pemrosesan pesanan, dan dukungan pelanggan dapat dikembangkan dan diterapkan sebagai fungsi serverless, memungkinkan penskalaan dan pembaruan independen.

4. Komponen Web dan Micro Frontends

Arsitektur micro frontends memungkinkan tim yang berbeda untuk bekerja pada bagian terpisah dari aplikasi web tanpa saling mengganggu. Komponen Web, sebagai standar web, akan menjadi fondasi penting untuk implementasi micro frontends.

Framework seperti Lit dan Stencil yang memudahkan pembuatan Komponen Web akan mendapatkan traksi lebih besar. Kemampuan untuk membangun komponen yang dapat digunakan kembali dan dapat diintegrasikan ke berbagai framework akan sangat dihargai.

Misalnya, Stencil adalah satu-satunya framework Komponen Web yang mendukung Server-Side Rendering (SSR) dengan Next.js App Router, menjadikannya pilihan yang kuat untuk arsitektur micro frontends modern.

5. Progressive Web Apps (PWA) 2.0

Progressive Web Apps (PWA) adalah aplikasi web yang memberikan pengalaman pengguna seperti aplikasi native. Pada tahun 2025, kita akan melihat "generasi kedua" dari teknologi ini.

Dengan dukungan yang lebih baik dari browser dan sistem operasi, PWA akan semakin mendekati pengalaman aplikasi native dengan kemampuan offline yang lebih baik, notifikasi yang lebih canggih, dan integrasi yang lebih dalam dengan perangkat.

Proyek Fugu dari Google bertujuan untuk membawa kemampuan native ke web, memungkinkan PWA untuk mengakses lebih banyak fitur perangkat seperti Bluetooth, NFC, dan sistem file.

Dengan peningkatan ini, PWA akan semakin menjadi pilihan utama bagi pengembang yang ingin memberikan pengalaman pengguna yang optimal tanpa harus mengembangkan aplikasi native terpisah.

6. GraphQL dan API Gateway

GraphQL adalah bahasa query untuk API yang memungkinkan pengembang untuk meminta data dengan cara yang lebih efisien dan fleksibel dibandingkan dengan REST.

Pada tahun 2025, GraphQL diperkirakan akan terus menggantikan REST sebagai standar untuk API di banyak proyek baru. Kombinasi GraphQL dengan API Gateway akan memberikan fleksibilitas dan kontrol yang lebih besar dalam mengelola data dan layanan.

Alat seperti Apollo GraphQL dan Hasura akan terus berkembang, menawarkan solusi end-to-end untuk implementasi GraphQL. Memahami GraphQL dan bagaimana mengoptimalkannya untuk performa akan menjadi keterampilan yang sangat dicari.

7. Keberlanjutan dalam Pengembangan Web

Pada tahun 2025, keberlanjutan dalam pengembangan web akan menjadi fokus utama. Website dan aplikasi web akan dioptimalkan tidak hanya untuk performa tetapi juga untuk efisiensi energi.

Alat untuk mengukur dan mengurangi jejak karbon dari aplikasi web akan menjadi bagian dari alur kerja pengembang.

Framework dan pustaka yang mengutamakan efisiensi dan penggunaan sumber daya minimal akan mendapatkan popularitas lebih besar. Sebagai pengembang, memahami bagaimana membuat aplikasi web yang ramah lingkungan akan menjadi nilai tambah yang signifikan.

Baca Juga: Inovasi Desain Situs Web dalam Pembuatan Website

Kesimpulan

Memasuki tahun 2025, pengembangan web diprediksi akan mengalami transformasi besar berkat kemunculan dan kematangan berbagai teknologi baru. Dari integrasi kecerdasan buatan yang membantu menulis kode secara efisien, adopsi WebAssembly yang memungkinkan performa tinggi di browser, hingga kemajuan arsitektur serverless dan edge computing yang meningkatkan kecepatan dan skalabilitas aplikasi—semua ini menunjukkan bahwa web development akan semakin dinamis dan canggih.

Selain itu, tren seperti penggunaan Komponen Web dan arsitektur micro frontends memberikan fleksibilitas dan modularitas dalam pengembangan antarmuka pengguna. Progressive Web Apps (PWA) generasi baru juga akan membawa pengalaman pengguna web semakin mendekati aplikasi native. Tak kalah penting, GraphQL terus menggantikan REST dengan kemampuannya yang lebih efisien dalam pengelolaan data, sementara kesadaran akan keberlanjutan dan efisiensi energi turut menjadi pertimbangan utama dalam setiap pengembangan aplikasi.

Bagi para pengembang web, penting untuk terus memperbarui keterampilan, memahami teknologi yang sedang naik daun, dan siap beradaptasi dengan perubahan. Dengan bekal pengetahuan dan kesiapan yang tepat, pengembang dapat tetap kompetitif di tengah lanskap teknologi yang terus berubah ini.

Baca Juga: Akahkah WordPress Menggantikan Pengembang Web di Masa Depan?

Referensi: purwhadika.com

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram